So Djin Gie mengutip laporan lembaga riset pasar GfK yang dirilis pada Juli 2017. Menurutnya, pangsa pasar smartphone premium di Indonesia pada 2016 hanya 12 persen. Lalu pada tahun ini, terjadi peningkatan menjadi 15 persen.
"Dari 15 persen porsi pasar itu, Samsung berhasil meraih 70 persen. Sedangkan secara keseluruhan, total pangsa pasar Samsung 52 persen atau sudah nomer satu di Indonesia," ujarnya saat bincang dengan awak media, usai peluncuran Galaxy Note 8 di Jakarta, Senin (25/9/2017).
So Djin Gie berharap porsi pasar smartphone premium di Indonesia masih bisa meningkat lagi. Apalagi jika melihat kondisi dari tahun ke tahun terjadi peningkatan cukup signifikan.
Samsung sendiri menjagokan Galaxy Note 8 sebagai pemikat konsumen di kelas menengah atas. Jika smartphone andalannya itu laris, Samsung yakin, pangsa pasar smartphone premium di Tanah Air juga ikut terdorong naik.
Galaxy Note 8 sendiri diklaim telah menunjukkan kinerja yang baik sejak masa pemesanannya. Menurut So Djin Gie, jumlah orang yang memesan smartphone jumbo ini bahkan sudah melebihi target perusahaan.
"Galaxy Note 8 ini adalah yang paling laris. Saya tidak bisa menyebut detailnya, tapi Anda bisa bayangkan. Pemesanannya saja lebih laris dibandingkan Galaxy S8,” terangnya.
“Dalam waktu tiga hari, kami buka pemesanan Galaxy Note 8, jumlah yang dipesan sudah sama atau melebihi Galaxy S8,” imbuhnya.
Padahal Samsung mematok harga yang mahal untuk satu unit Galaxy Note 8, yakni Rp 12,999 juta. Harga yang sama juga akan berlaku saat Samsung mulai menjual smartphone itu ke publik pada 29 September 2017 nanti.